-->

PUISI tentang TUBAN

begitu banyak puisi tercecer di sepanjang jalan pantura
aku melihat puisi ada di PALANG
di sebuah pasar tradisional pinggir jalan
..
aku membacanya,
plak !!!!
aku ditampar oleh puisi tersebut
bagaimana bisa???
...
Ya, puisi itu menggambarkan bagaimana ekonomi bawah berdagang kayu bakar, daun pisang, daun jati....
Mengapa inspirasi ini begitu menusuk hatiku.
...
aaah, Tuban
begitu banyak puisi di jalanan
namun terlalu menyakitkan untuk dilukiskan
...
Naik Bus Dari Semarang ke Surabaya
Mei 2009 

Puisi di atas aku tulis dalam perjalanan pulang Ziarah Wali-8 Dari Sunan Ampel Surabaya, Sunan giri, Sunan Gresik, Sunan Drajat, Sunan Bonang, Maulana Assamarqondi, Sunan Kalijaga, hingga ke Gunung Pring Muntilan Magelang. 

Perjalanan ziarah menyadarkanku bahwa kehidupan rakyat di bawah begitu kerasnya, sampai mereka berjualan kayu bakar dan apapun yang dapat dijual. 

Maka bersyukurlah kita, yang hidup dengan keberlimpahan waktu, dana, kesempatan sehingga dapat berkunjung silaturahmi , ziarah kelaur dari tempat tinggal kita. 

Update 2020 November 
Tulisan saya update saat terjadi Pandemi Covid-19 di Indonesia dimana masyarakat dikondisikan untuk stay at home, dan saya memilih menulis uang artikel di blog ilyas afsoh ini. 

Kabar baiknya sekarang kita dapat mengahsilkan uang meskipun kita tinggal di Rumah saja. Dan saya membuat kelas-kelas Online seperti belajar hipnotis-hipnoterapi Online melalui zoom meeting dan video-video Online premium di Youtube. 


Menulis Puisi membutuhkan state khusus, kondisi tertentu mensarikan pengalaman menjadi kata-kata, tidak cukup hanya dengan mengandalkan sugesti mulai hari ini esok dan seterusnya saya jago menulis puisi. Kita butuh model-model penulis puisi yang wow - mengerti kualitas terbaiknya, membacanya, meresapi dan menulis puisi terbaik versi kita. 

Ketika saya masih sma, saya mampu menulis kumpulan puisi dan saya sarikan menjadi antologi : Aku Sedang Kasmaran, yang ketika dibaca oleh istriku - dia sangat cemburu atas tokoh gadis yang aku tulis, . Yang sebenarnya sekarang di usia 40 tahun ini, saya sadari bahwa itu hanyalah luapan emosi remaja di masanya, masa sebelum ada internet dan tiktok :D 


HYPNO-SLIDE

Back to Top